Seringkali kita menjadi bimbang ketika melihat ada begitu banyak orang benar mengalami penderitaan dalam hidupnya, padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa ada perbedaan yang jelas antara orang benar dan orang fasik. Alkitab dan realita seakan saling bertentangan. Mengapa demikian?
Sebagai orang percaya, kita perlu memahami Firman Tuhan dengan benar, sehingga iman tidak mudah goyah. Justru sebaliknya, kita bisa tetap teguh dan percaya akan keadilan dan kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah.
Orang benar menurut Alkitab
Rasul Paulus menyatakan, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak” ([kitab]0roma3:10[/kitab]). Namun, setiap kita yang sudah percaya adalah orang-orang yang dibenarkan karena iman kepada Kristus ([kitab]0roma3:28[/kitab]). Jadi, itu bukan hasil usaha kita, melainkan kasih karunia karena Allah telah memilih kita.
Sebagai orang yang sudah dibenarkan, Tuhan menginginkan supaya kita sungguh-sungguh hidup kudus, tak bercela di hadapan Allah dalam keadaan apapun. Tanpa pemahaman yang benar, kita tidak akan dapat melakukan semuanya itu.
Mengapa orang benar menderita?
Ada tiga alasan mengapa orang benar mengalami penderitaan dalam hidupnya:
#1 Keadilan Tuhan sedang dinyatakan
“Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong,” ([kitab]mazmu34:16[/kitab]).
Jika kita perhatikan, tidak ada orang pilihan-Nya yang tidak mengalami penderitaan. Lihat saja Petrus, Stefanus, Paulus, dan lainnya. Apakah Tuhan menyatakan keadilannya? Ya! Meskipun mengalami penderitaan, pada akhirnya kita dapat melihat buah pelayanan mereka.
Bagaimana mungkin Tuhan dapat memanifestasikan keadilan-Nya jika kita tidak pernah menghadapi kasus dan masalah? Oleh karena itu, ketika dalam penderitaan kita harus tetap percaya bahwa Ia peduli terhadap kita. Mata-Nya selalu tertuju pada kita dan telinga-Nya selalu mendengarkan seruan kita.
#2 Memurnikan iman
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” ([kitab]0ayub42:5[/kitab]).
Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur ([kitab]0ayub1:1[/kitab]). Ia hidup dalam takut akan Tuhan dan menjauhi segala kejahatan, tetapi Tuhan mengijinkan penderitaan dalam hidupnya. Hal tersebut Allah lakukan untuk menguji dan memurnikan kesungguhan imannya.
Meskipun awal-awalnya Ayub tidak mengerti karena sebelumnya dia hanya tahu keadilan Tuhan dari kata orang, tetapi pada akhirnya Ayub mengalami sendiri betapa baiknya Tuhan itu. Imannya semakin murni dan terbukti karena pengalamannya di dalam penderitaan.
Penderitaan merupakan ujian iman bagi orang benar. Rasa sakit ketika melakukan kebenaran akan semakin memurnikan iman kita. Meskipun secara daging memang menyakitkan, namun tetap harus kita jalani karena kebenaran akan muncul pada waktunya.
“Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu” ([kitab]mazmu34:20[/kitab]).
#3 Menyatakan kemuliaan-Nya
Pada zaman akhir ini, Tuhan akan memurnikan Gereja-Nya. Dia akan memisahkan antara ilalang dan gandum. Melalui penderitaan akan terlihat jelas mana ilalang, mana gandum.
Oleh karena itu, jangan biarkan kemalangan, penderitaan atau masalah apapun menghambat kita untuk maju dan berkembang. Apapun yang terjadi, tetap hidup dengan benar, dan manfaatkan pengalaman tersebut sebagai kesempatan Allah menyatakan kemuliaan-Nya.
Sumber:
Pdt. Budi Prayitno, Gereja Bethel Indonesia
Sumber : Pdt. Budi Prayitno, Gereja Bethel Indonesia